Aku terlahir dari bilur-bilur masa lalu,
berselimut kabut sutra ungu,
dan membeku dalam buaian embun malam.
Aku menyusuri lorong-lorong kehidupan,
Dengan beban yang sarat oleh ranumnya,
dan piala-piala berisi anggur pelepas dahaga,
yang kesemuanya ..kuperuntukan bagimu..wahai kembara….
Aku berjalan mengikuti perkembangan zaman,
menjadi saksi atas peristiwa-peristiwa diatasnya,
bersamanya aku bernyanyi, menangis dan tertawa….
Dengan kata-kata indah kurangkai syairku….
Dengan nada-nada mengusik sukma kunyanyikan laguku…
Dengar…..
Dengarlah wahai kembara…
Senandung yang kulantunkan…
Senandung kehidupan…
Senandung Kamasutra…
Mey’ 97
berselimut kabut sutra ungu,
dan membeku dalam buaian embun malam.
Aku menyusuri lorong-lorong kehidupan,
Dengan beban yang sarat oleh ranumnya,
dan piala-piala berisi anggur pelepas dahaga,
yang kesemuanya ..kuperuntukan bagimu..wahai kembara….
Aku berjalan mengikuti perkembangan zaman,
menjadi saksi atas peristiwa-peristiwa diatasnya,
bersamanya aku bernyanyi, menangis dan tertawa….
Dengan kata-kata indah kurangkai syairku….
Dengan nada-nada mengusik sukma kunyanyikan laguku…
Dengar…..
Dengarlah wahai kembara…
Senandung yang kulantunkan…
Senandung kehidupan…
Senandung Kamasutra…
Mey’ 97