Ibu....Lama sudah kau renggut wajahmu dari hidupku. Dua puluh tahun engkau berlalu dan yang tersisa padaku hanyalah duka lara dan nestapa yang pilu. Namun bayangmu tak pernah hengkang dari hidupku.
Aku selalu Rindu....Rindu yang amat sangat membahana di relung-relung kalbu. Rindu saat kau belai rambutku, rindu pada cerita-cerita yang kau urai menjelang tidurku, rindu pada caramu memarahiku dan rindu pada segala yang ada di dirimu.
Ibu……..Kerinduan ini tak dapat di reka atau di ukur kedalamannya. Bahkan oleh jarak dan waktu sekalipun. Kerinduan ini bagaikan ....
...kerinduan kembara pada kampung halaman,
...rindu bunga akan sentuhan kumbang,
...rindu padang pasir pada tetesan curah hujan.
...kerinduan kembara pada kampung halaman,
...rindu bunga akan sentuhan kumbang,
...rindu padang pasir pada tetesan curah hujan.
Kerinduan ini ibu... ku tulis dalam setiap lembar masaku. Mengalun sendu dalam setiap tarikan nafasku, tercurah dari hati dan pikiran pada orang-orang di sekelilingku. Aku rindu ibu.... merindu selalu... hingga akhir hidupku. Akan selalu merindu...
Hingga saat ini Ibu…..
….selalu ada rindu di hatiku yang kedalamannya tidak dapat di ukur oleh jarak dan waktu….
