Jodha Akbar, Happy Ending Love Story. Mungkin....aku adalah salah satu Fans Jodha Akbar yang tidak kecewa dengan akhir kisahnya. Di mataku, akhir kisah Drama Bollywood Jodha Akbar begitu sempurna. Tidak ada kekecewaan, tidak ada yang menggantung. Semua seperti sudah di letakkan ditempatnya masing-masing sebelum kisah berakhir. Kecuali.... tentu saja tentang kisah cinta Salim-Anarkali. Bagian ini bisa jadi memang di buat menggantung untuk membangkitkan rasa penasaran pemirsa tentang nasib Salim-Anarkali selanjutnya. Rasa penasaran yang akan membuka peluang untuk di buatkan kisah tersendiri..~jika produsernya~ jeli, yang bisa saja berjudul ~Salim-Anarkali Love Story~. Sebuah wacana yang dulu pernah mencuat ke permukaan, dan di tolak mentah-mentah oleh Fans Ja sehingg menyebabkan rating Drama ini turun dratis.
Setelah 566 episode dan tayang selama kurang lebih 1 tahun 8 bulan, akhirnya kisah cinta dramatis, romantis dan melankolis berakhir sudah. Begitu banyak tokoh dalam drama itu yang datang dan pergi, yang fungsinya sebagai penyemarak kisah, membuat emosi pemirsa di putar giling hingga jadi setengah gila. Ketika Jodha sedih, kita ikut sedih. Ketika Jalal selingkuh, kita ikut geram. Ketika Jodha jual mahal, kita jadi sebal, dan saat Jalal bikin ulah kita kesal. Ditambah lagi ulah tokoh antagonis yang membuat kita mencaci maki produsernya karena sukses menghadirkan tokoh tiada dua seperti Maham Anga dan Rukayah yang layak mendapat label sebagai ratu segala keculasan & segala kebohongan, ratu Intrik dan ratu Konspirasi. Bahkan Benazir yang berbisapun tidak akan hadir dalam kehidupan Jalal kalau bukan karena campur tangan kedua tokoh utama istana Mughal itu..tentu saja dengan bantuan antek-anteknya seperti Resham dan Hosyiyar.
Hebatnya, sebanyak apapun tokoh yang muncul dan pergi, semua mempunyai akhir cerita yang pasti, kecuali kisah cinta Salim dan Anarkali. Sehingga kita tidak perlu bertanya-tanya lagi kemana perginya Bharma & Menawati, Hosyiyar dan Resham, Maan Singh, Mirza Hakim, dll ketika tiba-tiba mereka tidak lagi muncul dalam cerita. Karena dari dialog-dialog ceritanya seringkali terselip sedikit penjelasan tentang mereka. Sehingga permirsa tidak di biarkan bertanya-tanya dan mereka-reka cerita.
Hanya Rukayah saja, yang perannya mencapai akhir cerita. Karena tanpa nya, kisah Jodha Akbar pasti akan hilang gregetnya. Rukayah adalah Nemesis Jodha. Dan di akhir cerita ketika dia harus berlutut di kaki Jodha dengan pasrah, aku tidak merasa iba. Bahkan ku pikir setelah apa yang di lakukannya selama ini, di buang ke Kabul adalah hukuman yang lebih dari setimpal untuknya. Karena dia sangat mencintai Jalal, jauh darinya Rukayah tidak akan bahagia. Inti dari hukuman adalah membuat orang yang menjalaninya tidak bahagia, bukan untuk membuatnya menderita.
Mungkin banyak orang kecewa dengan ahir ceritanya, tapi yang pasti........happy Ending... itu saja!
***
~...Jodha berbaring di tempat tidur. Seseorang masuk kekamarnya. Jodha berpikir orang itu adalah Moti, sehingga tanpa menoleh meminta dia memijat kakinya. Jalan tanpa protes memijat kakinya. Jodha berkata lirih, "aku telah membuka pintu bagi Ratu Rukayah untuk kembali ke Istana Mughal, semua akan baik-baik saja.." Dan ketika Motinya tidak menyahut, Jodha menoleh. Alangkah terkejut dia saat melihat sang Suami tercinta, memijat kakinya. Jodha segera menarik kakinya sambil protes, "..kenapa anda menyentuh kakiku? Aku ini istrimu! Tidak baik kalau sampai ada yang melihat.." Jalal berkata kalau tak seorangpun boleh masuk kemar ini tanpa perintahnya. Mendengar itu, sifat usil Jodha kambuh. Dengan manja, Jodha meminta Jalal melayaninya. Jalalpun tidak menolak, dia tahu Jodha sedang mengodanya. Jodha menyuruh Jalal memijat tangannya. Dengan senang hati Jalal memijat tangan Jodha. Jodha berkata lagi kalau kini kepalanya yang sakit, dia ingin jalal memijat kepalanya. Jodha lalu meletakkan kepalanya di pangkuan Jalal, Jalal pun memijatnya. Keduanya terlihat bahagia dan ingin saling membahagiakan. Jodha berkata, "kini semuanya akan baik-baik saja." Jalal megangguk, "semua terjadi karena kebijaksanaamu. Kau menunjukan jalan keluar yang baik setiap kali aku membutuhkannya." Jodha menyela, "..tidak semua ini terjadi karena keyakinanmu padaku." Jalal menyahut, "...ini terjadi karena cinta kita..!" Keduanya lalu berpelukan.
Di Akbar Musoleum, percakapan Jiwa kembali terjadi.....
Jiwa Jalal: "malam itu sangat indah..."
Jiwa Jodha: "ya. Aku ingat pernah berjanji akan meletakan kepalamu di kaki dewi Kali.."
Jiwa Jalal: "ya, aku berjalan di samping tandu untuk melihat wajahmu.."
Jodha berkata, "ingatkan kau ketika aku menghunus pedang ke lehermu karena ku kira kau seorang mata-mata?" Jalal tertawa, "kau tidak membunuhku hari itu, karena kau sudah di takdirkan untuk menjadi pendampingku, ratuku..." Jodha mengatakan, "aku tidak pernah menyangkah kalau orang yang ingin ku bunuh, aku akan berdoa untuk kehidupannya sepanjang hidupku." Jalal mengatakan kalau cinta Jodha telah mengubahnya, "aku harus memenuhi keinginanmu. Aku menundukan kepala di kaki dewi Kali. Lalu kebencianmu berubah menjadi cinta padaku." Jodha menyahut, "kita tidak tahu kalau cinta akan merubah kita seutuhnya."
Jodha Akbar kembali membayangkan kilas balik perjalanan cinta mereka...
bagaimana mereka saling mengakui perasaan masing-masing,
bagaimana cinta semakin kokoh seiring berjalannya waktu,
Jodah berkata, "hal-hal kecil membuat kita bersama-sama.." Jalal menyahut, "keahlian bermain pedangmu mengesankan aku. Aku tidak bisa mengungkapkan kehebatanmu. Aku masih ingat bagaimana kau bertarung dengan Abul Mali untuk melindungi aku." Jodha menyahut cepat, "aku harus melindungimu, karena kau adalah hidupku.."
Narator berkata, "ini adalah kisah jalal dan Jodha. Perjalanan dari benci menjadi cinta, yang mengubah orang menjadi lebih baik. Kisah cinta ini adalah sejarah dan akan di ingat sepanjang masa...."
***
NB: Inilah Akhirnya... Jodha Akbar akan menjadi kenangan, semoga kenangan itu akan tetap mendekatkan kita... Jodha Akbar Lover.