Hari ini. Ternyata kebencian, dendam dan rasa marah yang selama ini bersemayam dalam hatiku adalah yang membentuk kepribadianku, ibu. Aku tak bisa menghapusnya dan menglenyapkannya. karena sepertinya itu sduah menjadi bagianku. Tapi tadi, ketika tiba-tiba aku tersentak dari tidur, aku mendapat satu jaalan, bagaimana caranya melenyapkannya...
Ibu, kau selalu menyuruhku berdoa jika mengharapkan sesuatu. Selama ini aku hanya berdoa untuk kesenanganku semata. Ya aku memang mendoakanmu ibu, mendoakan leluhur kita seperti yang pernah kau ajarkan dulu. Tapi untuk diriku sendiri, aku hanya berdoa yang bersifat duniawi. Aku ingin sehat, banyak uang dan di hormati orang. Aku lupa bahwa kehormatan itu tidak bisa di paksakan. Selama aku memiliki sifat buruk begini, betapapun kerasnya aku berusaha agar di senangi dan di hormati orang, semua akan sia-sia. Tidak mungkin orang menyukai seseorang yang buruk peragainya, pemarah dan tidak ramah. Bahkan kalaupun ada yang menaruh hormat di depanku, itu pasti dengan pamrih.. Aku sedih memikirkan itu ibu.
Karena itu sekarang aku merubah doa dan permintaan ku ibu. Bukan merubah tapi menambahkannya. Aku memohon pada Tuhan akan melembutkan hatiku sendiri, membuang sifat sombong, melenyapkan amarah dan benci dari dalam diriku sendiri. Aku memohon semua itu ibu. Apakah ini baik menurutmu?
Hari ini, aku menyadari. Bahwa semua yang terjadi padaku, dari kehilangan dirimu, lalu kehidupan yang kujalani ini... peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalamnya mempunyai satu tujuan. Agar aku menyadari, tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa izin Tuhan. Tidak ada yang bisa mengabulkan permohonan selain Dia yang maha kuasa. Dan selama ini aku hanya memohon dan memohon saja, tanpa mengenal-Nya dan berusaha menddekatiNya.
Ibu.... mungkin inilah tujuan sebenar aku hidup. Untuk mengenal-Nya, Mendekatkan diri pada-Nya. Auu merasa damai ibu. Hatiku terasa lapang tanpa beban. Aku merasa tidak membutuhkan apa-apa lagi. Aku merasa penuh....
Ibu, Ada rindu di hatiku yang kedalamnya tidak bisa di ukur oleh jarak dan waktu. Dulu, Rindu ini menjadi penyemangatku, Lentera yang menerangi kegelapan hidupku. Tapi sekarang aku hidupku tidak gelap lagi ibu. Ada Matahari besar yang menerangi jalanku. Sehingga aku mampu melihat dengan jelas, arah mana yang seharusnya ku tuju, agar bisa bersamamu ... dan Rindu ini akan tetap abadi dalam kalbuku..