Sering kali jika pasutri gagal mempunyai momongan karena istri sempat hamil tapi mengalami keguguran, maka kesalahan biasanya di limpahkan pada pihak istri. Banyak sekali tuduhan yang di alamatkan pada wanita malang itu, diantaranya mungkin karena rahimnya lemah, sel telurnya tidak berkualitas, dll. Padahal tidak selamanya keguguran terjadi karena kesalahan di pihak istri. Ada juga kemungkinan si suami yang mengalami masalah, yaitu karena sel sperma yang membuahi sel telur tidak sehat.
Dari sebuah artikel di hellosehat yang membahas tentang topik serupa, di sebutkan bahwa sel sperma memiliki peran penting untuk sebuah kehamilan yang sehat. Kesehatan sperma di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, jumlah sel sperma, pergerakan sperma, serta struktur marfologi sperma. Gangguan terhadap faktor-faktor ini akan membuat sel sperma tidak sehat.
Jumlah sel sperma dan pergerakannya akan berpengaruh penting saat proses pembuahan. Struktur Sperma akan berpengaruh terhadap kehamilan. Struktur sperma yang tidak normal rentan terhadap kerusakan kromosom. Kerusakan kromosom dapat memicu gangguan perkembangan janin pada masa kehamilan yang dapat menyebabkan keguguran.
Jadi, meski sel sperma dapat mencapai sel telur dan melakukan pembuahan, lalu terjadi kehamilan, bukan berarti sel sperma tersebut di jamin sehat. Ada kemungkinan bahwa sel sperma yang membuahi sel telur adalah sel sperma yang tidak sehat dan sehingga kehamilan harus terhenti. Dalam dunia medis ada beberapa kasus keguguran yang di sebabkan karena sel sperma tidak sehat, diantaranya:
- Ketika sistem kekebalan tubuh ibu hamil mengenali adanya masalah pada gen janin yang sedang berkembang, maka tubuh akan secara otomatis mengakhiri kehamilan itu.
- Ketika janin mencapai kondisi di mana kerusakan kromosom yang di bawa sperma menyebabkan bayi berhenti tumbuh dan berkembang sehingga terjadi keguguran atau kehamilan terpaksa tidak di lanjutkan.
- Ketika sperma yang tidak sehat kehilangan gen tertentu sehingga terjadi kehamilan yang abnormal, seperti bayi atau plasenta berkembang dengan tidak semestinya, maka tentu saja kehamilan harus di hentikan secara paksa atau keguguran terjadi secara serta merta.
Jadi bapak ibu, orang tua dan mertua, jika ada anggota pasutri dalam keluarga Anda yang istrinya hamil lalu mengalami keguguran berkali-kali, jangan hanya menyalahkan pihak wanita, tapi harus di lakukan pemeriksaan pada kedua belah pihak untuk mengetahui penyebabnya dan mencari solusi yang tepat untuk menanggulanginya. Karena masalah tidak mutlak datang dari pihak wanita, bisa jadi ada masaah dari pihak pria. Karena kehamilan, bukan kerja sepihak, tapi merupakan hasil kolaborasi yang prima dari pasutri bersangkutan