"Teman Maya itu teman abal-abal...." ucapnya. Aku tak mengerti apa yang coba dia sampaikan dengan mengatakan hal itu.
Ini bukan pertama kalinya dia coba menegaskan kalau hubungan kami berdua adalah teman dunia maya. Dia berkeras menganggapku teman abal-abalnya. Setelah interaksi yang begitu sering dan terus menerus, dia tetap berkeras kalau aku ini hanya teman abal-abal baginya. Miris bukan??
"Kamu kan punya banyak teman dunia maya... berarti mereka teman abal-abal dong..." tukasku.
"Oh tidak. Hanya dirimu yang teman dunia maya...."
"Lha kok bisa? Bukankah kamu dan mereka juga hanya bertemu di dunia maya? Tidak pernah bertemu di dunia nyata?"
"Memang, tapi mereka tak pernah menyebut aku teman dunia maya... hanya dirimu yang pernah bilang kalau kita ini adalah teman dunia maya.."
Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Jika di teruskan perdebatan ini akan berlanjut hingga pagi menjelang. Seberapapun kerasnya diriku berusaha menjelaskan kalau aku menyebutnya teman Maya karena kami tidak pernah bertemu di dunia nyata, dia tidak perduli. Teman Maya ya teman abal-abal, itu yang di yakininya. Tapi khusus untukku saja....
Inilah kebiasaan kami dulu. Membahas satu topik sampai berlarut-larut. Dia bersikeras dengan pendapatnya dan aku bersikukuh dengan opiniku. Dan topik teman maya ini adalah topik yang paling sering kami bahas, tapi sampai sekarang tidak menemukan titik temu.
Bahkan jika ku rujuk ke definisi Teman Maya di KBBI dia tidak perduli. Bagi dia, teman FB yang lain, selain diriku adalah TEMAN, hanya aku yang teman maya alias teman abal-abal.
Sering aku bertanya dalam hati, apa yang coba di ungkapkan oleh teman dekatku ini? Seperti ada dendam dan sakit hati yang terpatri begitu dalam dengan istilah itu. Dan aku, berusaha mengingat apa yang sudah kulakukan dulu, hingga dia ogah banget menyebut aku teman.
Jujur aku memang pernah mengatakan kalau kami ini hanya teman dunia maya. Karena kami hanya kenal di FB dan tidak bertemu di dunia nyata. 4 tahun berteman, sehari bisa 4-5 kali telpon-telpon nan, belum lagi chat di FB, WA dan BBM. Saling rindu bila tidak bersapa. Saling mencari jika salah satu menghilang lama. Tapi kami tetap tak bisa menyatukan satu pendapat tentang teman maya. Aneh bukan?
Kadang aku berpikir, kalau dia memang sentimen padaku. Tapi aku tak perduli. Apapun, dia tetaplah Teman Maya terbaik ku. Dan sekarang, setelah lama dia menghilang, aku mulai merindukannya...
Di dunia Maya, Siapapun bisa menjadi Apapun!!