-->

Hai !!! Selamat membaca..! Semoga menginspirasi...

Dari teman terkasih...

Bukan kah pernah ku katakan pada mu, jarak terdekat antara kau dan aku adalah sebelum tragedi kuis..

Tapi setelah kau mengatakan kalau kita hanya teman dunia maya, aku tertegun. aku malu pada diriku sendiri, ternyata aku sendiri yang merasa menyayangimu lebih dari seorang teman. rasa ku ternyata bukan rasa mu, aku jadi sadar diri..

Beberapa kali kau ucapkan, kau menyayangi ku seperti kau menyayangi keluarga mu,  aku hargai itu.. Tapi alam bawah sadarku selalu terjaga, ku coba untuk meyakinkan hati agar tidak larut dalam euforia itu. Selalu ku bilang pada diri, "jangan anggap itu terlalu istimewa, nanti kau akan kecewa sendiri"

Teman, aku tau, aku tak seberharga itu bagi mu.. karena kenyataannya aku hanya pengisi waktu sepi mu..

Teman, seharusnya kau tau.. 
teman itu seharusnya saling melengkapi, penyeimbang,  
menjadi penambah bila kekurangan.. 
menjadi pengurang disaat berlebihan.. 

aku tak mengharapkan ini pada mu.. 
tak pernah ku memberikan harapan pada hati ku untuk ini, 
aku takut kecewa... 
walaupun sebenarnya jauh di lubuk hati ku, 
aku menginginkan itu..

Teman.. dalam hal menyayangi, 
bisa kupastikan aku selangkah di depan mu..
kalau bukan karena sayang tak mungkin aku bertahan dengan sifat jelek mu..

Selalu kau bilang, "Aq kalau ngomong bisa jadi ada bohongnya.. Tapi kalau perasaan nggak!". 

Malangnya, aku mempercayai ini. Karena alasan itulah kuterima semua kejahilan mu. Tapi sejak kejadian "teman maya ku" kau melanggar kata-kata mu sendiri.. 
ringannya mulut mu mengatakan kalau itu asal jeplax dan bercanda..

sekali lagi aku tertipu oleh diri mu,  karena meyakini sesuatu yang hanya gurauan bagi mu..

Setelah itu, aku jadi ragu dan tak bisa lagi mempercayai apapun yang kau ucapkan, apapun.
Hubungan seperti apa yang bisa dibangun tanpa ada kepercayaan yang melandasinya? 
Ya.. sekarang aku paham, cuma hubungan dunia maya yg seperti itu, seperti yang kau inginkan. 
Dan kesalahan ku, sudah tau tapi tak mau meyakininya..

Teman, kau sukses membuat ku seperti seseorang yang tersesat dan tak punya penunjuk arah.. Bingung harus kemana dan bagaimana.. dan tiba-tiba ingatan ku tentang deskripsi diri mu awal perkenalan kita muncul lagi.. 
kau yg 99% kebohongan 1% kepura-puraan.. 
kau yang suka mempermainkan perasaan orang lain sampai orang itu bingung dan salah paham, marah dan dia akan pergi meninggalkan mu.. 
teman bagi mu ... seperti air menempel di daun talas..
aku tak percaya kau melakukan itu pada kuu.. sekali lagi aku tertipu..

Ku ucapkan selamat dan sukses untuk itu ternyata kau berhasil melakukannya pada ku.... t
iba-tiba terbesit pertanyaan, apakah proses ini bagi mu terlalu cepat?
atau terlalu lambat terjadinya?

Teman, aku sama dengan mu, akupun pernah berbohong pada mu, 
meyakinkan sesuatu untuk membalas kejahilan mu.. 
Tapi soal perasaan, tidak pernah!

Teman.. Sekali-pun aku tidak pernah meminta mu berbagi rahasia dengan ku seperti aku berbagi rahasia dengan mu.. Karena aku sadar diri, aku bukan siapa-siapa bagi mu.. bukan apa-apa mu!

Orang bilang, teman akan ada ketika kekasih hilang.. Dan malangnya aku akan kehilangan keduanya dalam waktu yang bersamaan..


Popular Posts