"Ridwan!" pekik Kayla dengan wajah sumringah. Ridwan menghampiri Kayla dan mengulurkan tanganya. Kayla menjabat tangan Ridwan dengan antusias, "aku tidak menyangka kau masih setia mengunjungi cafe ini setelah beberapa lama." Ridwan tertawa. Dia mengulurkan tangan kearah Keysha, yang di sambut keysha dengan sedikit enggan. Ridwan melihat itu tapi tetap menampilkan senyum manis di wajahnya yang ramah.
"Aku punya pendulum yang memberitahuku kalau hari ini, 25 januari, Spice & Sugar akan bertemu di cafe ini untuk reuni. Makanya aku iseng datang ke sini. Ternyata dugaanku tepat..." jelas Ridwan. Lalu sambil menatap Kayla dia mengoda, "bagaimana kabar Sugar? Apakah dia masih semanis dulu?" Kayla tersenyum manis. Ridwan melirik Keysha dengan ekor matanya, "dan spice? apakah masih judes dan pedas seperti biasa?"
Dengan ketus keysha berkata, "namanya juga spice ya spicy lah!" Kayla mencubit perut Keysha. Keysha mengaduh kesakitan. Kayla tersenyum manis pada Ridwan dan mempersilahkan dia duduk di bangku kosong yang ada di sampingnya. "Bagaimana kabarmu, wan? Lama kita tidak bertemu ya?"
"Ya terakhir 2 tahun lalu. Saat kita ketemu di sini tanpa sengaja. Aku baik-baik saja. Kau sendiri bagaimana Kay? Keysha?"
"Kami baik-baik saja, Wan. Bagaimana denganmu?" Kayla balik bertanya.
"Aku baik-baik saja, Kay. Hanya sedikit risau saja. Sudah lebih dari 6 bulan aku coba menghubungi Keysha, tapi tidak ada jawabannya," Ridwan menatap Keysha dengan tatapan penuh harap, "aku yakin kau sudah menerima suratku dan membaca proposal yang ku ajukan. Aku menunggu jawabanmu!"
Kayla menatap Ridwan dan Keysha bergantian, "proposal apa?"
"Aku melamar temanmu ini untuk menjadi istriku 6 bulan lalu. Tapi sampai hari ini, aku belum mendapat jawabannya."
Keysha tersenyum dengan sedikit salah tingkah, "aku lupa." Kayla melotot kearah Keysha, "Ridwan melamarmu dan kau tidak mengatakan apapun padaku? Kita kan berteman keysh. Teman masa gitu?"
Keysha mengangkat bahunya dan menatap Kayla dengan sedikit rasa bersalah, "kan sudah kubilang, aku lupa. Ketika suratmu datang, aku sedang sibuk-sibuknya pindah rumah. Aku sudah berniat akan membalasnya, tapi aku lupa."
Ridwan mengangguk mengerti, "tak apa. Sekarang kita sudah berhadapan, bisakah kau memberiku jawabannya sekarang?"
"Aku....!" Keysha kebingungan, "sebenarnya, papa telah menjodohkan aku dengan seorang pria, yang aku sendiri tidak tahu siapa orangnya."
Ridwan terhenyak, "tapi kau bisa menolaknya bukan? Apalagi kau tidak mengenalnya. Kita sudah cukup lama saling mengenal. Bukankah lebih baik menikah denganku daripada menikah dengan orang asing?"
"Itu tergantung!"
"Tergantung pada apa?" tanya Ridwan.
"Tergantung apakah pria itu menyetujui kesepakatan pra nikah yang aku ajukan." jawab Keysha.
"apa isi kesepakatannya?" tantan Ridwan pernasaran.
Keysha bertatapan dengan Kayla. Kayla mengangguk. Keysha menarik nafas panjang, "aku tidak ingin punya anak, Wan. Kalau kau ingin menikah denganku, kau harus berjanji kalau kau tidak akan menuntut agar aku melahirkan anak-anakmu."
Ridwan memicingkan matanya dengan heran, "kenapa kau tidak ingin punya anak? Bukankah kita menikah untuk memiliki keturunan?"
Keysha mengangkat bahunya, "maaf, aku tidak bisa mengatakan alasannya. Aku hanya ingin kau menyetujuinya saja."
Ridwan menatap Keysha dengan tatapan penuh selidik, "apakah kau mandul?"
Keysha mengendikan bahu. Ridwan berkata, "kalau kau tidak mandul, bagaimana bisa kau tidak ingin punya anak? Sebagai suami istri, setiap kali kita berhubungan, pasti selalu ada kemungkinan kalau kau akan hamil. Walaupun aku menyetujuinya, kau tidak akan bisa melawan hukum alam. .."
"Kau setuju atau tidak?" tanya Keysha ingin tahu pendapat Ridwan. Ridwan terlihat bingung tak tahu harus menjawab apa. Tapi sebagai pengacaran yang pandai bersilat lidah, Ridwan tak kehabisan kata-kata, "aku tidak bisa menjawabnya sekarang. Aku bisa saja setuju dengan syaratmu. Tapi keluargaku, mereka sangat mengharapkan keturunan dari aku..."
"kalau begitu jawabannya tidak!" putus Keysha.
"Tidak! Belum!...beri aku waktu!"
"Tidak ada waktu lagi, Wan! AKu akan segera di jodohkan. AKu akan menikah dengan pria pilihan papaku. "
"Dan aku tidak di undang!" guman Kayla lirih.
Keysha menoleh, "tidak! Aku tidak ingin menganggu kesibukanmu!"
Kayla menggeleng-gelengkan kepala tak percaya, "hmmm... teman kok gitu banget!!"
Next
Teman Masa Gitu : Merajuk